Dua-tiga minggu belakangan sebenernya males buka blog karena Photobucket bikin ulah lagi. Setelah beberapa bulan lalu mendadak me-watermark-i foto-foto karena baru menerapkan quota, eh sekarang kita dipaksa untuk upgrade ke pro.. kalau ngga, tetap ada watermarknya! Jadi gue mesti pelan-pelan download foto-foto dari Photobucket trus re-upload ke Blogger. Pe-er yang cukup banyak soalnya gue udah hosting di sana sejak 2015-2016 untuk hampir semua foto di blog ini.
Cuma gue udah lama banget pengen review leave-in conditioner. Jadi pas siang ini tube terakhir udah kosong, gue sebel-sebel excited gitu.. duh mesti ngga pas gini timingnya sama mood gue! Tapi karena udah pengen banget, ya udah lah ya, quick photo aja dan segera nulis di sini biar tube-tubenya bisa dibuangin. Salah satu alasan kenapa gue pengen banget review, adalah karena 2 brand ini merupakan leave-in conditioner yang gue pakai selama 1 tahun terakhir. Paaaas banget setahun, dengan pemakaian masing-masing 6 bulan!
Sebelum kenal dengan 2 leave-in conditioner dari 2 brand ini, gue selalu pakai hair oil dari Makarizo. Ngga pernah ngga! Gue ngga suka pakai conditioner biasa soalnya jadi buang-buang air dan mandinya jadi lama banget buat nge-rinse (lantai jadi licin pula kan!). Tepat tahun lalu, gue nyoba Kerastase Nutritive Nectar Thermique karena lagi diskon di salon langganan gue. Gue ngga pernah lihat atau baca reviewnya sebelum beli, tapi percaya aja deh salon langganan ngga akan ngerekomendasiin barang jelek, apalagi harganya ngga murah.
Sejak pertama kali pemakaian, leave-in conditioner ini ngga bikin rambut gue frizzy atau rusak segimana pun gue styling setelah keramas. Mau hair-dryeran aja hayuk, mau catok lurus hasilnya bagus, mau catok keriting juga rambut gue tetep kelihatan halus dan natural. Wanginya ya buset enak dan mewah banget!
Long story short, gue cocok banget sama Kerastase ini. Yang ada di kepala gue cuma 2 damns! Satu, Damn ini mahal harganya Rp400.000-an. Dua, Damn kalau discontinued balik lagi ke hair oil gitu?
Ternyata.... ketakutan gue terjadi dong! Pas Kerastase gue abis, ternyata di semua salon juga habis! Saat itu gue ngga nanya ini stock-nya kosong atau discontinued karena gue males denger jawabannya, takut kecewa, haha.. Akhirnya nyerah pas mbak salon nawarin gue produk lainnya, yaitu L'oreal Serie Expert Glycerol+Coco Oil Nutrifier (ini pertanyaan maha penting: kenapa luxury products namanya mesti panjang-panjang ya?). Waktu itu langsung beli aja karena gue butuh dan ternyata harganya beda jauh, cuma Rp265.000-! (Dan lagi-lagi ngga pakai lihat review-reviewan).
Secara penampakan, keduanya sama, tapi secara texture, L'oreal (bawah) jauh lebih cair.
Ini maap tangan butut amat belum diurus. |
Pemakaian Kerastase cukup sebesar 1 biji jagung untuk rambut se.... se-mana ya? Lebih panjang dari bahu tapi ngga sampai tali beha sih. Sementara untuk L'oreal, butuh 2x lipatnya (please note rambut gue banyak dan ngga tipis, jadi ini hemat BANGET!). Dihitung dari total pemakaiannya, masing-masing botol 150ml habis dalam waktu 6 bulan.
Buat gue, ini good deal banget, karena kalau diakumulasiin selama 6 bulan, pengeluaran untuk Makarizo hair oil bisa seharga Kerastase juga tapi dengan experience yang ngga lebih baik.
Back to L'oreal. First impression gue ngga terlalu baik karena gue udah seneng banget sama Kerastase. L'oreal terlalu cair dan entah kenapa cepet banget menyerap sebelum gue ratain ke seluruh batang rambut (gue sempet bingung ini produknya hilang di telapak tangan gue apa udah menyerap ke rambut?). Tapi lama-kelamaan ngga ada masalah sih.. karena dengan harga yang lebih murah, end resultnya menyerupai Kerastase. Yang membedakan adalah L'oreal ngga menyelesaikan permasalahan rambut kusut gue....
.... ya tapi rambut gue kusut karena gue males sisiran juga, jadi apa yang salah sih sama produknya?
Dari sisi end result, harga memang ngga bohong ya.. Gue merasakan helai per helai rambut gue lebih sehat saat pemakaian Kerastase. Makanya pas restock lagi di salon, gue langsung repurchase sebelum kehabisan! Kalau misalnya ngga restock, gue ngga masalah beli L'oreal lagi. Tapi yang jelas dalam waktu dekat gue ngga akan balik lagi ke hair oil.
Setahun ini bukan pengalaman pertama pakai leave-in conditioner. Dulu gue pernah coba pakai leave-in conditionernya Pantene zaman dulu. Hasilnya lepek banget. Mungkin yang sekarang udah diperbaiki formulanya, tapi ngga dulu deh..
Gue ngga ada experience lepek-lepekan dengan kedua brand ini. Sesuai claimnya, kedua ini fungsinya memang lebih fokus untuk heat protectant sambil polishing and nourishing rambut kita. They know what they're doing! Dan yang bikin seneng, pakainya irit banget sampai bisa tahan 6 bulan.
Lalu minusnya apa? Ehm. Soal wangi, memang cocok-cocokan dan gue ngga ada masalah dengan wangi keduanya. Soal size.. hmm.. 150ml memang besar banget jadi harus kita pindahin ke botol/wadah kecil untuk dibawa travel. Buat gue, minusnya tergantung preferensi ya.. Kalau kita ada masalah dengan perasaan rambut kita "terlapisi" setelah memakai conditioner, mungkin kita ngga akan cocok sama Kerastase. Seperti yang gue bilang, yang L'oreal jauh lebih cepat dan mudah menyerap ke rambut - nyaris ngga ada rasa apa-apa. Selain itu, jangan berharap kedua produk ini akan memperbaiki kondisi rambut kalau udah rusak. Buat gue pribadi, kondisi rambut gue konstan dan leave-in conditioner ini hanya membantu saat dibutuhkan styling (gue = styling setiap hari!). So, ini bukan obat untuk masalah rambut, melainkan kosmetik semata.
Mungkin kalau cari obat buat rambut, yang lebih tepat adalah treatment seperti creambath/hair spa, hair masker, essential oil, hair vitamin, etc. Atau mungkin ada shampoo dan conditioner yang sekaligus menjadi solusi untuk rambut bermasalah. Nah untuk leave-in conditioner ini, keperluannya hanya untuk styling atau memperbaiki texture rambut sampai dengan keramas berikutnya.
0 comments:
Post a Comment