Sunday, October 13, 2019

Just one more breath, I beg you please!

Hari ke-6 sakit tapi merasa badan gue sudah jauh lebih enak. Mual udah beberapa hari hilang, tenaga udah refilled 60%-an, nafsu makan udah jauh membaik.. yah semua udah progressing. Yang masih kacau adalah insomnia yang disebabkan badan geli-geli. Tau ngga sih perasaan otot geli dan bawaannya pengen stretching terus? Gue rasa ini akibat ngga ngopi 6 hari sih efek samping dari antibiotik, karena gue perhatiin memang badan gue selalu ngga enak setiap kali minum antibiotik 500 mg tertentu. Mungkin juga karena gue jadi skip olah raga ya.

Lalu dengan otak yang udah lebih bisa mikir dan hati yang udah lebih happy, gue ngebaca apa yang gue tulis di blog post beberapa hari kemarin. Gue resapin semua keluhan gue di situ sambil mencoba evaluasi apakah itu semua ditulis karena gue teler atau emang realita. Walaupun banyak orang kenal gue sebagai orang yang sarkastik dan galak, gue sadar kalau gue punya sisi introvert sampai males ngobrolin urusan pribadi (termasuk personal thoughts). Ngga mau kelihatan lemah? Mungkin. Ngga mau dikasihani? Mungkin. Tapi lebih tepatnya, gue ngga pengen surroundings gue di-judge negatif karena isi curhatan gue.

Gue jadi inget kasus di akhir minggu lalu, seorang Beauty Blogger slash Lifestyle Influencer "salah ngomong" di post instastorynya. Gue sendiri ngga baca langsung post-nya karena gue ngga follow dia (alias ketinggalan berita sebenernya), tapi singkatnya, dengan nada ngenyek dia mengkritik industri kesehatan di Indonesia dan menggunakan kata yang tidak baik untuk dituliskan oleh seorang Influencer. Lalu raging lah sekelompok profesi. Ditambah lagi, hatersnya merasa jadi punya lapak di comment untuk goreng suasana. Melihat kasus itu, gue si ambivert makin berasa penting untuk melindungi profesi gue, kantor gue, dan keluarga gue, dari sifat buruk atau khilaf-khilafnya gue yang rentan keceplosan. Jadi walaupun rasanya pengeeeeen banget ngeluh di blog, maka gue harus mengeluh dengan elegan gitu (you know what I mean). Beda banget dengan keluhan-keluhan zaman kuliah dulu yang bisa bebas gue tulisin di sini.

Saturday, October 12, 2019

Lelah. Tapi Ya Udah.


Hari Jum'at sekitar 50 menit menuju hari Sabtu. I am writing this post in a bit of daze after suffering through constant nausea and migraines earlier this week that left me missing 4 working days in a row. Rasanya pengen ngeluh, pengen cerita, tapi ngga tau mulai darimana dan sama siapa. Dari tadi WhatsApp-an sama temen-temen tapi cuma bisa haha-hihi. Kadang gue ngebanyol paling heboh pula! Padahal ya.. gue poker face aja gitu di atas tempat tidur.

Udah 4 hari berturut-turut di atas tempat tidur karena sakit. Udah ngga tau juga mau ngapain. Dari kemarin udah nyambi kerja sedikit, tapi ketiduran lagi kalau abis minum obat. Tapi kalau ditanya sakit apa, cuma bisa jawab muntah-muntah ngga jelas. Katanya hasil check darah, gue kena bakteri dan infeksi pencernaan. Tapi kata internist, intinya kecapekan.

Bener juga. Gue terlalu lelah sampai kalau pengen cerita, ngga tau mulai darimana. Akhirnya mending ngopi-ngopi aja ngomongin hal lain yang bisa bikin mood gue lebih baik. Karena kalau capeknya diturutin, nanti ceritanya bisa ke mana-mana. Bener sih kata orang, kalau ada masalah jangan dipendam. But what is also true, ngga semua hal bisa diceritain.

Katanya, begitulah orang Gemini. Two-faced. Tapi kalau saat ini gue berhadapan dengan seseorang, mungkin ini yang akan gue ceritain.