Monday, January 13, 2020

Generasi Rebahan.. Literally.


Gue bisa jadi member kehormatan dan abadi kalo ada fans club aktivitas REBAHAN. Nulis ini aja sambil rebahan.

Gue pernah terlibat diskusi dengan orang yang lebih tua, yang men-judge anak-anak sekarang kebanyakan yang pemalas. Jadi dia setuju banget kalau anak-anak sekarang dibilang kaum rebahan. Nah gue sebagai millennial tengah ke arah tua, ngga setuju dengan statement dia. Gue bilang, "Ada alasannya kenapa kita suka rebahan, Mbak."

Gue berangkat dari pengalaman sendiri ya. Gue bekerja udah lebih dari 10 tahun, dan selama 8 tahun di antaranya, gue bekerja dengan bawa-bawa laptop setiap hari. Terkadang, gue bawa dokumen hard copy yang tebel-tebel banget. Sebagai ilustrasi, bawaan gue setiap hari adalah: laptop seberat 2.4 kg di bahu kanan, dan tas 1.5 s/d 2 kg-an di sebelah kiri yang isinya charger laptop, peralatan presentasi, power bank, peralatan lenong, dan kadang-kadang ditambah air mineral botol. Pasti yang auditor dan consultant can relate deh.

Belum lagi perjalanan di Jakarta yang.. widih! Males bahasnya gue.

Iya, salah satu alasan kenapa kita suka rebahan adalah mencari posisi yang enak setelah kecapekan. Exhausted.

Ada lagi alasan kenapa rebahan jadi posisi favorit. Karena semuanya sekarang memungkinkan dilakukan dengan rebahan. Misalnya dulu untuk pakai komputer di rumah aja mesti bangun, sekarang udah ada laptop. Bahkan kirim e-mail, messaging, sambil review kerjaan pun tinggal dilakukan via handphone yang lagi-lagi bisa sambil rebahan. Dulu kalau mau makan juga mesti bangun untuk masak, sekarang tinggal pesan online lewat handphone.. sambil rebahan.

See? Kondisinya sangat memungkinkan untuk dilakukan secara rebahan. Dan ay layk it!

Orang yang suka rebahan *gue misalnya* pasti akan cari alasan untuk pembelaan, supaya bisa stay rebahan. TAPI, kalau mengasosiasikan rebahan dengan tidak produktif, menurut gue agak-agak salah. Gue ini suka rebahan dan pemalas, tapi sebisa mungkin gue produktif. Justru orang-orang yang pemalas ini kan akan cari cara paling efektif dan cepat untuk menyelesaikan pekerjaannya, biar abis itu bisa rebahan lagi.

Rebahan juga bukan berarti ngga mau belajar. Kami-kami ini belajar dan membaca loh, cuma tetep dalam posisi rebahan aja. Kayaknya salah satu penyebab idung gue pesek juga karena sering kejatuhan buku atau handphone pas baca sambil rebahan trus tiba-tiba ngantuk. Udah mati rasa muka ini kejatuhan buku dan handphone.

IMHO agak sulit kalau disebut rebahan itu sesuatu yang negatif doang. Pasti ada efek negatifnya, tapi semua balik lagi ke orangnya lah. Kalau dicompare dengan generasi-generasi sebelumnya ya agak susah juga ya, karena mungkin dulu ngga perlu bawa laptop dan jalanan ngga semacet ini. Ngga se-exhausted ini lah. Ya ngga sih?

However, gue ini orang yang sangat patuh kalau ada tulisan/pengumuman DILARANG REBAHAN. Misalnya di mushalla. Amit-amit jangan sampai gue masuk ke dalam golongan mbak-mbak yang suka rebahan di mushalla padahal udah ada tulisannya DILARANG REBAHAN. Seinget gue belum pernah ya, karena kalau tiba-tiba ngga enak badan, biasanya gue izin pulang untuk istirahat sebentar sebelum lanjut kerja lagi dari rumah (remote).

Pokoknya ay layk rebahan, kecuali dilarang.

0 comments: