Sunday, April 7, 2019

What's on My iPhone 8.

Semalam gue lumayan insom karena kombinasi obat, akhirnya YouTube surfing nontonin what's on my iPhone sampai jam 3 pagi. Seru juga ya, berasa kayak ngorek-ngorek privacy orang aja. Padahal gue bukan termasuk orang yang kepo sama isi handphone orang; ngoprek handphone pacar aja ngga pernah sampai-sampai ngga tau kalau di dalemnya dia masih chat-an mesra sama mantannya #ehgimana.

Trus gue tergoda juga sih bikin what's on my iPhone (berasa selebriti). Kan lucu juga ya 5 tahun lagi gue ngoprek isi blog ini dan lihat apakah gue masih punya apps yang sama atau ngga.

Gue upgraded dari iPhone 6 ke iPhone 8 kayaknya awal tahun 2018. iPhone 6 gue pakai 4 tahun sampai ngadat total. Waktu mau upgrade sebenarnya iPhone X udah ada juga, tapi gue tetap pilih yang ada home button. I wasn't ready to let it go!



Call me lame or old skool, tapi sejak dulu gue selalu cuma punya 2 pages di iPhone gue. iPhone pertama gue 3GS dan kapasitasnya cuma 8 GB, otomatis gue ngga pernah punya banyak apps di dalamnya. Sekarang pun dengan kapasitas 256 GB, gue tetep cari cara supaya cuma ada 2 pages. Prinsip dasar arranging pages cuma dua: (1) yang sering dibuka ngga usah masukin folder, so I can easily access the app, cuma tinggal tap the icon dan (2) yang reachable dengan jempol kiri gue letakkan di cluster kiri layar bagian tengah.

Gue mulai dari page 2, karena page ini yang paling sering gue access.

Gojek vs My Blue Bird vs Grab ada di luar folder karena gue termasuk frequent user ketiganya. Gojek untuk GoFood atau naik ojek, Grab untuk online taxi karena kantor gue pakai Grab Corporate, sementara My Blue Bird karena personal preferences (meaning: kalau mau pergi ke airport atau pesan taxi secara online, gue prefer pakai Blue Bird). Ketiganya gue taro di barisan atas, karena gue ngga pernah mengakses ketiganya secara buru-buru.

Oh ya, urusan memegang handphone, gue ini left-handed, susah banget ngetik pakai tangan kanan! Aplikasi Citymapper - Flipboard - Spotify - Instagram - Twitter - LinkedIn - Starbucks - Quranesia ada di cluster yang sangat mudah untuk diakses dengan jempol kiri gue.

Delapan aplikasi itu adalah aplikasi yang paling sering gue akses (Citymapper hanya pas trip ke luar negeri). Kebanyakan adalah aplikasi-aplikasi surfing sih, yang diakses kalau lagi buka handphone aja, alias lagi ngga ada kerjaan pokoknya pengen buka handphone aja! Agak ke atasan dikit, gue taro folder Finance yang isinya urusan banking dan e-money server-based. Folder ini ngga reachable dengan jempol kiri, jadi gue harus tap home button 2x supaya layarnya turun. But again, bagian ini ngga pernah gue akses dalam kondisi tergesa-gesa.

Di Page 2 ini, gue punya aplikasi Period Diary yang nge-track serba-serbi urusan kewanitaan sejak 2012. Gue ngeracunin semua perempuan di sekitar gue untuk punya aplikasi sejenis karena manfaatnya banyak ya bok, mulai dari evaluasi siklus. Dengan aplikasi seperti ini, kita jadi tau kapan harus siap-siap bawa sanitary napkins, sampai tau kapan kita bisa pura-pura jadi Virgin Mary hahaha. Yah, intinya banyak manfaatnya lah.

Selain Period Diary, aplikasi yang banyak manfaatnya adalah Splitwise. Orang-orang terdekat gue udah pakai ini, tapi gue rasa banyak yang belum tau. Splitwise ini bermanfaat banget kalau kita sering saling bayarin atau dibayarin, baik perseorangan atau group. Singkatnya, ini pencatatan utang-piutang. Di Splitwise ini kita bisa catat detailnya dan attach juga bukti pembayaran.


Page 1 isinya kayak ke-handphone-handphone-an. Sedikit entertainment tapi basic function sebuah handphone ada di situ, mulai dari phone book, setting, messaging, video call, etc. Sama seperti page 2, gue taro yang esensial di sekitar jempol kiri.

Di page 1 ini, gue taro folder Travel, isinya Garuda Indonesia, Airbnb, Booking.com, Traveloka, Jetstar, Tiket.com, dan MRT-J. Yang penting buat gue sesungguhnya cuma Garuda, Jetstar, dan Airbnb, juragaaan.. sisanya gue downloadin supaya gampang cari tiket untuk urusan travel kantor. Jadi gue bisa surfing dan compare harga, screencap, langsung deh kirim ke General Affair kantor gue buat dibooking dan issue ticket.

Aplikasi Phone, E-Mail, Safari Browser, dan WhatsApp gue taro di-dock. Udah pasti alasannya adalah karena itu aplikasi yang paling aktif. Ngga lucu kan pas mau telepon cari dulu kemarin taro teleponnya di mana.

Personally, gue lebih suka Messages (IM) daripada WhatsApp sih. Tapi pengguna iPhone di sekitar gue pun lebih sering pakai WhatsApp. Untungnya masih ada circle yang komunikasinya via Messages, jadi Messages isinya ngga cuma SMS tawaran KTA dan scams. Nope, saat ini gue ngga pakai Line, Telegram, BBM, atau aplikasi messaging lainnya. Ngga ada gunanya gue punya banyak-banyak messaging.

Kayaknya sih ngga ada yang aneh dan special dari koleksi apps di iPhone gue. Mungkin yang aneh itu kenapa di Gmail ada 2.664 unread message *facepalm* Itu e-mail kantor dan sepertinya ngga synced aja setelah e-mailnya gue buka via desktop.

Kalau ada satu hal yang pengen gue lakukan untuk memperbaiki koleksi aplikasi dan arrangement pages gue, gue pengen nambah 1 page yang isinya bener-bener tentang work-related. Jadi Gmail, Google Hangout, Calendar, Trello, Evernote, dan semua aplikasi terkait dengan produktivitas kerja berada dalam 1 page penuh (bukan dalam folder ya). Kan kece banget! Tapi saat ini pekerjaan kantor gue bisa dilakukan dan dimanage hanya dengan beberapa aplikasi sederhana.

Biasanya kalau gue lagi bosen dengan tampilan handphone, gue ganti wallpaper. But I don't change it too frequently. Oh ya, case is from Kate Spade, case handphone pertama yang bisa gue pakai dalam waktu lama karena sebelumnya gue hampir ngga pernah pakai case.

Di setiap app yang gue mention, gue masukin hyperlink just in case ada yang mau download. Untuk sekarang, gue suggest Splitwise deh karena bermanfaat banget kalau kita sering group trip.

0 comments: