Baru selesai catch up dengan blognya Mbak Noni dan blog post terakhirnya berjudul "Susah Cari Pacar" [link]. Hihihi jadi tergelitik ngomongin diri sendiri deh. Kalau kata temen deket gue, gue itu either pacarnya itu-itu mulu atau jombloOoOo mulu. Dari dulu gue paling males sih ngomongin kedekatan gue sama laki-laki, palingan hanya ke beberapa orang aja gue cerita. Ceritanya juga setengah-setengah. Beberapa tahun belakangan ini malah gue nyaris ngga cerita sama sekali.
Memasuki awal tahun ini, ternyata banyak temen gue yang bilang kalau mereka do'ain gue supaya gue nikah tahun ini. Mari kita aminin aja. Mostly mereka ini udah capek sendiri liat gue hidupnya terlalu mandiri, ada yang ngga sabar pengen cerita bareng gue tentang rumah tangga, sampai ada yang pengen hamil bareng. Intinya sih niat mereka do'ain gue baik banget loh. Jadi kalau tahun ini ngga terkabul do'anya, mohon tahun depan gue dikutuk, kali-kali aja dijabah kutukannya.
Being single (baca: belum menikah) di usia gue yang 32 tahun itu sebenernya bukan pilihan. Ya emang belum diketemuin sama Tuhan, gimana dong? Tapi gue lempeng dan bersyukur aja, justru dengan ke-single-an ini, gue bisa ada untuk keluarga gue di saat mereka membutuhkan gue, baik secara presence, moral support, dan financial. Belakangan ini keluarga gue lagi ngalamin banyak ujian, dan ngga kebayang gimana jadinya kalau saat ini gue udah berkeluarga dan punya anak.. pasti bakal pecah deh kepala gue.
Balik lagi ke soal ke-single-an gue. Gue pun beberapa kali sempat dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan klasik. Seperti biasa, gue jawab dengan awkward karena terus terang gue ngga pernah melihat status single ini sebagai problem.
Misalnya, "Lo pemilih banget kali May, makanya menurut lo cowo-cowo sekitar lo pada ngga oke!"
Sist.. Problemnya bukan pemilih, tapi gue socially awkward. Kondisi ini justru bikin gue susah nyambung ngomong sama laki-laki yang ngga punya interest sama dengan gue atau dia ngga paham dengan profesi gue. Ya kali gue mau/bisa bangun long term relationship kalau ngobrolnya aja udah ngga nyambung.
Mau tau convo yang lebih awkward lagi kalau lagi ngga ngomongin interest atau profesi?
A : Eh lo udah nonton film ini belum?
M : Emm.. gue mah ngga suka nonton.
A : Hah kenapa?
M : Males aja cuma duduk trus nonton. Pipis susah, lama-lama pegel. Palingan nanti ada di HBO atau di Netflix.
A : ...
Selanjutnya laki-laki pun bingung kalau lanjut nge-date mau ngajak gue ngapain.
(BTW gue pernah sih pacaran dengan orang yang doyan nonton. Terus terang sih terpaksa, tapi apa boleh buat. Kan pacaran tentang toleransi dan kerja sama toh? Alhamdulillah sampe putus gue ngga pernah ketiduran atau senewen di bioskop)
Dan tau ngga, sekalinya gue ketemu sama laki-laki yang ngobrolnya nyambuuuung banget...... dia beda agama :)
Ada lagi pertanyaan, "Jadi cewe jangan mandiri banget, lain kali lo ngaku admin online shop aja, pasti cowo kenceng gebet lo."
:D
Gue di sekolahin tinggi-tinggi bukan untuk menjadi perempuan yang superior. Justru bagus dong kalau nanti akhirnya gue dapet suami yang percaya diri dan bisa jadi leader untuk perempuan macem gue gini.. udah S2, udah SM pula di kantornya. Bagi gue sendiri, menjadi imam ndak butuh title, butuh percaya diri dan akhlak yang menyeimbangkan ilmu yang udah dimilikinya.
Lagian siapa yang bilang gue mandiri banget? Banyak kasus membuktikan bahwa gue hanya sebatas bisa menghandle dan behave sesuai dengan lingkungan, tapi pada dasarnya di rumah gue tetep aja buntelan kentut yang doyan nonton Netflix sambil selonjoran atau bereksperimen di dapur tapi males beresin cucian. Gue menjadi mandiri karena ngga ada pilihan lagi, karena kalau gue terlalu bergantung sama orang, nanti keinginan gue ngga ada yang terkabul.
Contoh terakhir, salah seorang teman yang cukup alim bilang ke gue, kalau di sela-sela keinginannya menikah, yang dia lakukan adalah memantaskan diri. "Pokoknya gue memantaskan diri aja dan ternyata itu mengundang jodoh untuk datang sendiri."
Dear my fwen... Jodoh emang datang sendiri. Kalau bisa dijemput, gue GoS*nd same day juga ngga pa-pa deh. Masalahnya, kata dia, menjemputnya itu dengan "memantaskan diri". Ya susah sih kalau cara menjemputnya dengan cara yang kurang jelas step-by-step-nya seperti itu. Sekarang apakah gue harus menghabiskan waktu untuk memantaskan diri tanpa jaminan outcome, yaitu mendapatkan pasangan hidup yang bener-bener gue mau? Apakah gue bisa berbohong kepada potential partner hanya untuk dikawinin dinikahin abis itu rela selama akhir hidup gue, gue mengikuti kemauannya dia karena itu yang gue janjikan saat memantaskan diri?
Being single gets lonely at times, but I'm learning exactly what it is that I expect from a romantic relationship moving forward. I know love takes compromise in some aspects but my emotional needs and that's not up for debate.
Salah satu kesalahan gue yang pernah gue sadarin adalah gue suka males untuk mengembangkan network baru. Jadi laki-laki di sekitar gue itu ada tiga jenis: 1) Udah nikah; 2) Belum nikah tapi kita udah saling tau busuknya masing-masing; 3) Laki yang gue pacarin. Gue percaya, untuk mendekat ke jodoh kita, kita itu harus memperbesar network dan circle, karena jodoh itu jorok sih, bisa ketemu di sekolah, di kampus, di kantor, di Bali, di Australi, di pub, di toilet disco...
Lastly, gue ngga mainan Tinder atau social networking jodoh-jodohan manapun. Gue selalu cuma nyengir kalau dikenalin sama orang (mungkin karena gue awkward itu ya, atau simply bad timing aja). Atau gue stuck dengan orang yang sama dalam waktu yang cukup lama. Makanya temen gue bilang gue tuh either jomblo lama banget atau stuck sama yang itu-itu juga.
But you know what, kalau kita ngga tenggelam dalam banyak whys (dalam artian ngga mempertanyakan rencana Tuhan), single ini bukan berarti selalu lonely.. seperti halnya being married bukan berarti tidak pernah lonely. Justru banyak kemewahan orang single yang dikangenin sama orang yang udah menikah. Nikmatin aja ngga sih masa-masa belum nikah dan pacaran gini? Bahkan pas lagi single-singlenya alias ngga punya pacar.... jalan aja melenggang.
Mungkin di sana jodohmu yang lagi memantaskan diri atau mengumpulkan kenekadan untuk deketin kamu.. :)
Image source: [Link]
0 comments:
Post a Comment