Thursday, September 17, 2020

Akhirnya Marathon “Lucifer”.


Udah cukup lama temen-temen gue rekomendasiin TV series Lucifer, tapi gue ngga maju-maju nontonnya sejak ada di FOX. Padahal gue orang yang mudah fascinated dengan crime scene / murder investigation TV show. Pas dulu gue nonton di FOX, selaluuuu aja pas episode/bagian yang ngga serunya. Entahlah dia lagi jadi devil, lagi marah-marah sama tokoh yang diduga ibunya, daaaan segala episode yang membuat serial ini menjadi rumit.

Akhirnya bulan lalu mereka release season 5, biar nontonnya nyambung, gue mulai dari season 1 episode 1 di Netflix. LAH KOK TERNYATA LAWAK?!

Makin banyak episode yang ditonton, gue malah meninggalkan bagian murder investigationnya dan nikmatin hal lainnya yang ditawarin TV series ini, yaitu comedy, celestial story, dan love storynya. Comedynya udah jelas dari scriptnya (RP accent plus vocabnya yang sophisticated itu nilai plus banget untuk yang mau memperlancar Bahasa Inggris). Celestial storynya ngasih gue pandangan lain soal sejarah dan hubungan makhluk celestial berdasarkan agama, budaya, dan bahasa lain (terlepas banyak juga improvisasinya). Dan love storynya.... #uhuk bikin gemez.

Hal lainnya yang bikin gue ngikutin serial ini adalah kemampuan penulis cerita untuk menggambarkan cara berpikir manusia dan emosinya yang rumit. Ada masa di mana manusia bingung soal perasaan yang dialami. Episode per episode, perasaan itu diidentifikasi dan dikupas (dibantu dengan tokoh seorang Therapist). Perjalanan/progress dengan Therapist ini menyampaikan message ke gue bahwa semua ada prosesnya.. yang penting progress!

Gue juga takjub bahwa pengembangan karakter ngga berotasi di Lucifer dan Chloe aja, tapi hampir semua tokoh utamanya berkembang dan punya storyline masing-masing. Pengembangan karakter dan main theme dikemas dalam setiap episode yang bagus banget dengan bumbu komedi lingustik yang ngga udah-udah.

Lucifer mungkin TV series bahasa Inggris pertama yang gue tonton sejak.... I don’t know sejak kapan. Gue udah ngga terlalu minat nonton TV series/movies Bahasa Inggris karena seneng dengan produksi Spanyol, Sweden, dan non-English countries, but Lucifer is totally funny, easy to watch, and has a very light hearted plot.

0 comments: