Starting a Skincare Routine.

They say,

"Be good to your skin. You'll wear it every day for the rest of your life."

Sejak awal tahun lalu gue mulai ribet soal skincare. Gue rajin banget pakai full make-up dan tiba-tiba *ta-daaaa* gue menyadari bahwa gue akan memasuki usia 29 di bulan Juni 2016 (yes, 1.5 tahun udah lewat). Kalau gue introspeksi diri, apa yang gue lakukan terhadap kulit gue sebenarnya salah satu bentuk abuse yang ngga bisa dimaafin. Nih, setiap hari at least gue pakai:

• CC Cream ber-SPF,
• Bedak powder,
• Maskara waterproof dan lipstick.

Skincare gue? Egyptian Magic Cream dan facial foam yang gonta-ganti!

Mungkin gue terlalu terlena dengan kehebatan Egyptian Magic Cream (EMC). Sehari-hari, EMC ini menjadi primer make-up dan malamnya menjadi night cream. Setelah 2 tahun pakai EMC, kulit gue memang jadi kalem banget. Karena "kehebatan" EMC ini lah akhirnya gue ngga pernah berpikir untuk pakai skincare lainnya. Kalaupun ada jerawat, yaelah cuma 1 atau 2 aja normal, Bro!

Pikiran gue simple, ada masa-masanya kulit perempuan itu jelek banget. Mungkin bagi gue, masa-masa itu udah lewat 6-7 tahun lalu pas gue jerawatan merah seger-seger gitu di pipi.

Gue akhirnya cukup tertampar dengan kenyataan kalau gue semakin mendekati usia 30. Setiap hari mata gue itu gue gesek-gesek saat bersihin maskara waterproof, sementara pagi sampai malam gue terekspose AC 16ºC yang blowernya tepat di atas kepala gue. Kalau gue lagi lari, sunblock Banana Boat buat badan gue pakai juga di muka. Kyaaaaaa! Gimana kalau gue mengalami penuaan dini?

Keparnoan gue itu ditambah lagi dengan kenyataan gue mulai ngga cocok dengan facial wash yang dipakai saat itu. Setiap tahun gue bisa ganti facial wash 2-3x. Jadi pas gue pakai pertama kali, rasanya pasti cocok banget, tapi setelah 4-6 bulan baru deh kerasa kering (dan siklusnya selalu seperti itu). Sayangnya hal ini ngga jadi perhatian gue karena EMC selalu ada sebagai "Penyelamat". Nah, pada saat gue lagi parno itulah gue berada pada fase sabun-muka-mulai-ngga-cocok. Double trouble kan!

Akhirnya gue memutuskan kembali ke ritual cleansing milk dan toner (ih malez banget!). Berasa zaman Flintstones karena sejak kenal facial wash di SMA gue ngga pernah melakukan ritual itu lagi. Setiap hari gue bersihin muka gue pakai cleansing milk, karena belajar "care" bagi gue termasuk belajar rela berkorban waktu. Setelah terbiasa untuk bersihin muka secara extra ini, gue baru berencana menambah ritual gue secara gradual. Misalnya pakai night cream, termasuk eye cream.

Satu setengah tahun berlalu, gue semakin mengenal kulit gue. Pelan-pelan gue mulai menjalani rutinitas skincare yang ternyata ngga gampang dan time consuming untuk dilakukan setiap pagi dan malam. Di saat rutinitas tersebut terpaksa gue skip karena gue terlalu capek abis kerja, gue berusaha mengenali gejala apa yang muncul dan mempelajari gejala tersebut. Begitu juga setiap kali habis mencoba skincare baru, gue bener-bener lihat gimana efeknya untuk kulit gue.

Next month, gue pengen nge-share tentang beberapa produk pilihan gue yang udah sering banget gue obrolin sama temen-temen. Tapi butuh sebulan lagi (atau dua!) untuk bener-bener ngerasain efeknya, sehingga review gue lebih valid. Oh gosh, sejak gue berhenti babbling pakai bahasa Inggris, sepertinya blog ini akan semakin mendekati blog wanita dewasa!

Happy weekend!