Monday, December 24, 2018

Extrovert?

Selama gue kuliah Master di Psikologi Industri & Organisasi (PIO), sepertinya gue ngga pernah bener-bener mempelajari personality individu seperti bayangan kebanyakan orang terhadap mahasiswa Psikologi. Kalau bisa gue ambil kesimpulan, PIO di UI memang lebih fokus pada organisasi dan kelompok, alias personality secara kolektif. Pelajarannya juga lebih banyak berbau-bau manajemen, kayak S1 gue.

Jadi kalau sekarang ditanya apa bedanya introvert, extrovert, atau gimana personality orang menurut MBTI.. mana gue tau. Yang gue tau cuma behaviour analysis berdasarkan DISC karena sepengetahuan gue itu Psikologi Populer, jadi ngga perlu profesi untuk mempelajarinya (CMIIW). Nah, beberapa waktu belakangan ini, gue rada tergelitik karena banyak sekali orang yang menyangka gue ini extrovert.
Am I?

Sepanjang mengenal Google, mungkin gue udah beberapa kali search dan mainan quiz tentang introvert dan extrovert. Hasilnya, gue lebih cenderung ke introvert. Kalau banyak orang melihat gue sebagai pribadi yang extrovert, itu persona alias pencitraan.

Gue emang ekspresif.... kalau lagi sarcasm.
Gue emang suka ngelucu.... tapi lebih sering diem sambil jutekin orang.

Sebenernya gue ngga pandai bergaul. Teman gue cuma dikit dan cenderung ngga berkembang 10 tahun terakhir. Gue males banget memulai percakapan dengan orang baru sampai mereka sering merasa gue ngga interested bergaul dengan mereka. Kalau diperhatiin, banyak foto di Instagram gue yang seperti ini: duduk sendirian dan seberangnya kosong. Karena gue emang sendirian.


Keintrovertan gue juga tercermin dari bagaimana gue menyikapi era digital ini. Gue lebih suka ngomong sendiri saat nge-tweet, cuma posting & share insta story ke-11 orang temen/saudara gue yang semuanya perempuan, daaaan... meski punya blog sebagai environment pribadi, ternyata masih banyak hal yang ngga berani gue share di sini.

Gue juga inget, setiap putus dari pacar, gue cuma bilang ke temen gue: Gue putus, jangan tanya atau ngobrolin Si X sama gue lagi ya. Ceritanya nanti aja. Oh ya, kalau jadian, gue ngga bilang-bilang  sampe ada orang yang nanya HAHA!

Alasan kenapa gue bisa dikira sebagai orang yang extrovert.. hmm, penjelasannya cukup sederhana. Gue gampang menyesuaikan dengan lingkungan karena gue mengontrol perilaku gue. Perilaku (behaviour) itu seperti baju. Kalau ke pasar, ya pakai baju yang nyaman, bukan pakai blazer dan rok pendek. Nah, gue mengontrol perilaku biar ngeblend. TAPI kalau gue ngga suka dengan lingkungannya, bye! Gue ngga mau menyiksa diri.

Ngomong-ngomong tentang test Psikologi, gue cuma pernah test formal MBTI dan DISC. MBTI gue adalah ISTP (Introversion, Sensing, Thinking, Perception); DISC gue dalam lingkungan kerja adalah High Conscience with Dominance (CD). Artinya? Impactnya? Manalah gue peduli HAHAHA! Yang gue rasain, gue lumayan kompleks dalam berpikir, outputnya cukup kreatif, tapi masih jelek dalam delegating kerjaan ke subordinate gue. Hal ini bikin kapasitas produksi gue masih jauh dari yang ditargetkan. Padahal di level gue, gue mestinya lebih banyak delegating.

Dalam kehidupan sehari-hari.. gue ngga terlalu paham artinya personality, karena so far gue ngga mengalami masalah dengan personality gue selain sering dikatain mirip Selena Gomez judes dan nyolot :D To be honest, kalau ada waktu libur panjang kayak gini, gue lebih prefer jalan-jalan dalam kelompok kecil, duduk di coffee shop sendirian sambil baca buku, atau goler-goler di rumah.

Soal horoscope juga begitu. Meski gue aware dan bangga gue a June-Gemini, gue paling ngga pernah baca lembar horoscope di majalah. Baru-baru ini aja gue bisa joking soal Gemini bareng temen-temen gue karena banyak quotes yang silly tentang horoscope. Just for fun!


0 comments: