Monday, April 24, 2023

D i s c o n n e c t e d .

I've been feeling disconnected. And depressed...


Gue jalan tanpa semangat, mood gue sering banget jelek, sulit banget untuk positive thinking dan punya positive attitude terhadap sesuatu.. udah gitu sempet-sempetnya denial kalau gue cuma lagi males aja.

Cukup lama gue denial dan itu berhasil menyelamatkan muka gue dan menolong supaya performa kerja gue ngga jeblok. Tapi akhirnya gue tiba pada kenyataan kalau gue udah sangat disconnected dengan dunia gue dan menginjakkan kaki di fase: gue udah ngga kuat lagi nyiksa diri gue.

Kerjaan.
Financial.
Relationship.

Apa sih yang berjalan baik-baik aja sama gue akhir-akhir ini?

Orang mungkin bilang karir dan kerjaan gue bagus, tapi terlalu banyak beban di pundak gue sehingga gue kesulitan menyambungkan kepala dan hati gue. Finansial (income) ngga ada masalah, tapi saat bawah sadar gue dealing dengan beban berat di kerjaan, gue lari ke retail therapy yang ngga sehat - yang akhirnya bikin pendapatan-pengeluaran-tabungan-investasi serba ngga balance. Relationship.. apa yang diharapkan dari hubungan di bawah comfort zone setelah sekian lama?

I have lost meaning for things I've once owned.
And I'm tired of all these mental musings.


Rasanya ngalamin ini semua itu.. sedih. Ketika usia 30-an gue ini lebih deket ke 40, gue merasa sedih ngga punya semangat seperti yang orang-orang rasain saat melihat puncak dari segala apa yang udah mereka tanam. I really wish I had learned this when I was young.. we are NOT our thoughts or our feelings. They pass through us, but do not define us. I wish I had different views and mindsets, I wish I could just looking for every day joy, in every day experiences, more peaceful about life and found more connection in between.

Rasanya disconnected seperti ini ngga enak. Lo ada di satu tempat tapi pikiran di tempat lain. Lo bertanya-tanya ngapain ya gue di sini?, lo bingung apakah lo harus tidur atau move more, lo bingung akan segala hal, lo berantem sama pasangan lo sampai speechless dan cuma bisa nanya ke dia, "Who are you?", karena lo merasa lupa siapa dia yang selama ini udah support lo.. sampai akhirnya lo keluarin semua duit yang lo punya untuk hal-hal yang ngga memiliki makna abadi untuk lo.

Itu berjalan cukup lama, sampai akhirnya lo ngga sadar lo berada dalam suatu box gelap. Dan kemudian box itu lo tutup sendiri dengan kondisi lo yang duduk meringkuk di dalamnya.

Tiba-tiba lo kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih. Kehilangan jiwa lo yang sebelumnya selalu membawa semangat. Kehilangan jati diri karena lo melakukan semua itu dari dalam box itu cuma karena lo ngerasa dunia di luar box itu SALAH untuk diri lo. Tapi di dalam box itupun, your head is always loud and insistent, until your body is taking wrong reactions, and everything is terribly unsatisfactory. Ngga ada yang bagus juga di dalam box itu.

Ternyata symptomsnya juga terdokumentasi dalam blog ini, salah satunya di tulisan Juni tahun lalu [link]. Kemudian tulisan di awal Januari 2023 [link] yang disusul short trip ke Singapur [link] menjadi suatu moment yang eye opening. Gue kayak ngegetok kepala gue sambil bilang bahwa gue sedang ngga baik-baik aja. Dua hingga tiga bulan seterusnya, gue berusaha untuk kembali grounded, pelan-pelan bolongin box untuk bisa ngintip ke luar, bahkan sesekali jalan ke luar box walau akhirnya kembali lagi ke dalamnya. Sampai akhirnya gue menyerah dan ingin memperbaiki keadaan.

Gue cuma bilang, "Tuhan, tolong angkut box ini ke tempat lain di mana aku bisa menata semuanya kembali."

And I know moving the box will come with huge costs.

Gue ngga (atau belum) tau maksud ini semua apa. Mungkin Tuhan rindu supaya gue lebih sering bersujud dan berdo'a, atau mungkin ini sesimpel isyarat bahwa gue harus ke luar dari comfort zone gue. Yang bikin gue bersyukur saat ini adalah masih ada keluarga dan rumah tempat gue bernaung. Ngga semuanya buruk, ngga semua aspek disconnected, but all I know is I need to realign myself.

It led to one decision. Di awal April ini gue mengambil keputusan berisiko. Gue memutuskan kembali belajar dengan agreement sponsor yang berisiko, mengajukan pengunduran diri dari posisi full time gue di kantor, dan liat aja nanti gue mau gimana. Salah satu yang ada di pikiran gue, mungkin bokek bisa membuat gue investasi pada diri gue sendiri. Maybe this is how my innerself leading to what my body and soul needs? I. DON'T. FUCKING. KNOW!

I don't know.

To you: Please, put yourself first.

0 comments: