Wednesday, November 23, 2016

Australia, June 2016.


Baca titlenya aja udah berasa basi :D

Dari dulu gue maju-mundur untuk nulis tentang liburan gue ke Australia karena males. Apa sih yang biasa diceritain orang kalau liburan? Waktu SD setelah liburan atau kenaikan kelas kan kita suka diminta untuk ceritain liburan kita ya, nah gue tuh sering banget nulis cerita dengan cara yang out of topic.
Liburan bulan lalu saya di rumah saja untuk bersantai bersama keluarga. Di rumah saya menonton Home Alone. Home Alone adalah film yang dibintangi oleh blablabla menceritakan tentang blablabla. Filmnya sangat bagus dan sudah mencapai serial ketiga.

Pada serial pertama...

Pada serial kedua...
Pada serial ketiga...
*Kemudian dapat nilai 6*

Padahal mah bisa aja sebenernya pas liburan gue jalan-jalan kemana atau staycation. Cuma ya, males aja sih cerita tentang liburan. Pas udah ngeblog pun rasanya gue jarang cerita tentang holiday and vacation gue. Walaupun sejak 2009 kayaknya gue bolak-balik Singapore, gue ampir ngga pernah cerita. Kayaknya gue sempet post kolase aja tentang perjalanan Bangkok.

Cuma perjalanan gue ke Australia bulan Juni lalu memang agak beda dari yang lain sih. Tahun lalu lalu, gue udah ditinggal (lagi) sama adek kembar gue, yang satu ke Sydney sejak 2014 dan yang satu ke London di 2015. Nah, dari situ gue mikir sekali-sekali jalan jauh ah mumpung bikin visanya gampang karena ada saudara kandung di negara tujuan.

Sebenarnya gue udah pengen ke Australia dari pas lulus SMA dan Dita kuliah di Perth. Gue suka sama kota Perth dan belum kesampean balik ke sana, termasuk batal ikut twinning program pas kuliah.. makanya gue sering ke Singapore aja *hidden laughs* Akhirnya suatu hari gue beli tiket ke Perth, untuk disambung ke Sydney.

Tiket ke Perth cuma IDR 2,400,000 aja udah termasuk 2x makan pakai JetStar (transit dulu di Singapore). Trus dari Perth ke Sydney naik Virgin juga cuma IDR 2,500,000. Lebih murah daripada langsung ke Sydney sekitar IDR 6,000,000 waktu browsing-browsing itu. Karena tiket Perth itulah gue jadi mulai prepare satu per satu keperluan akomodasi traveling.

Beruntung banget kalau di kota tujuan kita ada kerabat ya.. Di Perth gue nginep di rumah Dita dan itu bener-bener menghemat dan bikin pede. At least jadi ngga takut sendirian, jadi yakin ada yang nemenin walaupun Dita ngga sepenuhnya cuti untuk nemenin gue. Pastinya sebagai solo traveler, kadang ada rasa ketakutan karena kesepian atau ngga kenal kotanya. Anyway, Dita udah nulis duluan tentang trip di Perth, silahkan ditengok, semoga bisa menjadi referensi itinerary [link]. Thank you Dita and Ucup for your hospitality and traktiran. Moga-moga ada rezeki lagi untuk main ke sana lagi ya!

Selesai menunaikan janji untuk visit Dita yang tertunda selama *ehm* 11 tahun, gue lanjut ke Sydney. Gue ngga expect akan stay di flatnya adek gue, karena dia lagi sibuk prepare thesis defensenya pasti sibuk dan kamarnya berantakan. Gue memilih stay di host Airbnb dan minta rekomendasi dari adek gue apakah wilayahnya oke apa ngga. Akhirnya setelah contact-contactan dengan beberapa host, gue memutuskan untuk stay di rumahnya Jan, di suburb Newton [Airbnb link] yang ternyata cuma 5 km dari city centre.

Seingat gue, pas dulu gue kalkulasiin, gue bisa menghemat sampai dengan IDR 4 juta-an dengan pilih Airbnb ketimbang hotel. Hotel atau Airbnb ada plus atau minusnya, dan gue mengambil segala risiko untuk bisa berhemat sampai IDR 4 juta fufufu.. Ada cerita menarik tentang host gue, tapi akan gue tuliskan di post terpisah.

Selesai liburan, gue kembali ke Jakarta dengan perasaan puas. Puas karena udah lihat lingkungan tinggal adek gue, nepatin janji gue ke Dita sekaligus ke diri gue sendiri untuk balik ke Perth, nikmatin hasil kerja gue dan well-deserved leave, ulang tahun ke 29 di negara orang, pergi ke multiple cities, nambah koleksi hafalan train route *bahahah* dan banyak kepuasan lainnya. Sayangnya teman gue yang di Brisbane udah pulang for good, jadi memang jodohnya adalah jalan-jalan ke dua kota itu :D

Ada sedikit tips buat yang mau solo trip yang menurut gue ngga pernah disampaikan oleh blogger, traveler, atau financial planner:

Niat perlu direalisasikan dengan beli tiket. Soalnya kan sering banget kita pengen tapi handicapnya ada di harga tiket. Menurut gue, tembak aja tiket berangkat dulu (terutama kalau ketemu harga murah), dengan rencana keberangkatan 8-10 bulan mendatang. Setelah itu baru rajin browsing untuk tiket pulangnya 3-4 bulan kemudian. Untuk akomodasi pilih opsi yang paling affordable, hotel atau Airbnb? Ngga perlu takut ngga nyaman, karena di hotel pun bisa aja ngga nyaman.

Cari negara tujuan yang ada relasi, terutama kalau butuh visa. Kalau dapat tempat tinggal kayak gue sih itu bonus yang harus sangat disyukuri, tapi keberadaan relasi ini penting banget untuk rekomendasi penerbitan visa.

Manfaatkan kartu kredit. Gue beli tiket pesawat dan bayar akomodasi pakai kartu kredit. Kemudian gue lunaskan dengan cara mencicil, dan harus tuntas sebelum berangkat (jadi limit CC itu akan full lagi in case of emergency bukan buat belanja). Kalau negara tujuan mensyaratkan minimum balance, dengan mencicil sebenarnya kita juga bisa sekaligus memaintain balance kita.

Jangan takut untuk ngga bawa oleh-oleh. Nah ini perlu banget untuk diniatin dari awal. Kita jalan-jalan untuk diri kita sendiri, bukan untuk nyenengin orang lain. Cari oleh-oleh itu time consuming dan bawa pulangnya itu menuh-menuhin koper. Bro, ini liburan bukan buat susah, harus to the fullest. Mungkin oleh-oleh perlu, tapi batasi peruntukkannya hanya untuk circle terdekat. Berdasarkan pengalaman gue, ngga sulit kok bilang "Yah, gue ngga beli oleh-oleh", bahkan ngga perlu menyempilkan kata "maaf".

Survey di awal: Budget SIM card/data dan transport card. Budget untuk kedua hal ini harus di luar biaya makan dan entertainment harian. Dari awal udah harus direncanakan mau beli data berapa gigs dan berapa harga transport card untuk turis, karena kedua hal ini menjadi modal untuk fleksibilitas kita selama ada di negara orang.

So, gue puas banget dengan liburan Australia. Next mungkin akan ada beberapa post tetang liburan ini lagi, tapi kalau ternyata penyakit malas gue kambuh.. sampai ketemu di post London, July 2017. :)

1 comments:

Nonikhairani.wordpress.com said...

Oleh2 itu berasa banget kalau masih ngantor sih aku dulu, soalnya semua pada minta