Sunday, May 12, 2024

Minggu Sore.

"Banyak-yang-dipikirin" itu sebenernya alasan pusing + anxious yang paling ngga jelas. Diobatin pake aspirin ngga bisa, dibawa tidur ngga bisa, dibawa curhat ke therapist juga ngga lucu. Obatnya itu cuma mengurai semua pikiran jadi prioritas per prioritas, trus... DIKERJAIN.

Ya masalahnya kalau males atau keinginan untuk menunda-nunda lagi kambuh kan motivasi untuk ngerjain juga ngga ada ya? Kadang berhadapan dengan kondisi "banyak-yang-dipikirin" itu aja udah nguras energi. Kalau gue sih ujung-ujungnya harus duduk manis di coffee shop, sendiri atau maksimal berduaan dengan orang yang lagi sama sibuknya, untuk mulai ngerjain atau selesain masalahnya satu per satu.

Nah masalahnya (lagi) adalah...
Beberapa bulan bekangan ini, hidup gue isinya begitu doang.
Like, damn? Life's busy and idk wtf is going on.

I am pro-passionate and purpose driven but currently I just forget what I'm working so hard for in the first place... :/

Untungnya aja, masih ada hal yang bisa gue syukuri: Gue ngga sendirian kok HAHAHAHAH... Secara terpisah, gue ngobrol sama temen-temen gue tentang masalah ini, dan rasanya pengen berpelukan kayak teletubbies (of course gue yang jadi Po). Banyak orang mungkin bertanya-tanya kenapa ada aja orang kayak kami yang sibuk mulu (atau basa gaulnya punya hustle culture), tapi salah satu temen gue yang mulai menemukan zen-nya dalam situasi ini bilang, "My view this isn't hustle culture - my view is that with focus, upskilling, and clear purpose, people like us can stay busy while still enjoying our lives." Ya kadang gue end up cemburu sama orang-orang yang udah bisa mencari alasan kenapa mereka melakukan sesuatu, karena gue kayaknya tipe orang yang kerjain aja sambil ngeluh :))

Ya ngga apa-apa sih, hidup juga ngga perlu diiringi dengan amunisi alasan dan wisdom karena nanti di alam sana ngga ditanya apa alasan kamu menerapkan side hustle :( #dark

By the way, di sela-sela kejelimetan kepala ini, TERNYATA gue masih bisa enjoy dengan keseharian gue. Ternyata hidup freelancing dan/atau remote worker ini memang berbeda banget dan ngga bisa dipahami kalau kita belum nyemplung ke dalamnya. Mungkin orang bingung kok mereka-mereka ini mau kerja pas weekend, but dude, ngga ada yang menandingi enaknya randomly ke Ikea di Rabu siang pas orang kantoran menjalani hump day. Sebenernya apapun pilihan dan kondisi kita, semuanya balik lagi kepada belief kita: When you are connecting to your purpose and growing and serving, the reward and fulfillment will follow.

Sekarang Minggu sore. Hampir satu tahun terakhir, setelah gue freelancing, Minggu sore gue lebih light dan gue udah lupa gimana rasanya ngalamin sunday neurosis walaupun saat ini lagi duduk di depan laptop untuk nyicil kerjaan besok. Biasanya, Minggu sore gue diisi sama jalan-jalan, tapi kali ini rasanya "ngga apa-apa" duduk sambil kerja.

Fwiw the process has to be its own reward because when you enjoy the process, the quality of what you created will rise. (PS: Bukan berarti besok-besok gue berhenti ngeluh).

So... cheers!


0 comments: